Translate

Sabtu, 28 Februari 2015

Sinopsis Blood Episode 4 Bagian 1

Sinopsis Blood Episode 4 Bagian1

Adegan Ji Sang sedang mengejar seorang pria seperti pada episode 3 kemarin. Kemudian ada pria bertudung menembak bagian tengkuk Ji Sang dengan sebuah suntik. Jisang merasa kesakitan.



 Pria vampir tersebut hanya tersenyum, kemudian meninggalkan Ji Sang sendirian yang sedang kesakitan akibat suntikan itu. Wujud Ji Sang mulai semakin tampak. Ji Sang berusah mencabut jarum suntik yang berada di tengkuknya sekarang. Ia pun berhasil mencabutnya meski masih terasa kesakitan. Ia pun langsung bangkit dan langsung menoleh Pria vampir dan pria bertudung itu. Reflek mereka juga menoleh kebelakang melihat Ji Sang yang bangkit. 
Ji Sang maju dengan cepat menuju Pria vampir kemudian pria vampir itu menggenggam tangannya ingin meninju Ji Sang. Tapi ditangkis dengan tangan Ji Sang yang justru menggenggam kuat tangan pria vampir yang sedang menggenggam itu sehingga pria vampir merasa kesakitan. Tiba-tiba pria bertudung datang menolong pria vampir dengan menendang Ji Sang. Ji Sang jatuh telungkup. Kedua pria itu meninggalkan Ji Sang, dan Ji Sang hanya bisa melihat kepergian mereka, dan sudah tidak kuat untuk berdiri melawan mereka. Ji Sang pergi keluar dari tempat itu.








Jae Wook sedang berbicara dengan orang melalui telepon "Ok, kerja bagus" Ujar Jae Wook kemudian meletakkan handphonenya diatas meja dan menggerakkan jari-jarinya (Kaya ngetuk-ngetuk gitu).




Beralih pada Ri Ta yang memeriksa seorang pasien. Lalu ia bertanya "Apakah pasien ini mengonsumsi aspirin sebelum dibawa ke rumah sakit ini?" Sang wali menjawab "Oh itu benar. dia mengonsumsi nya. Dia kerap sakit kepala sebelah". Ri Ta memberitahu sang wali pasien agar memberitahunya lebih dulu. Sang wali dari pasien hanya menunduk dan merasa bersalah. Ri Ta berkata jika pasien mengonsumsi aspirin maka darahnya akan menggumpal sehingga terjadi pendarahan di bagian perut. Wali pasien tersebut menunduk dan minta maaf berkali kali, kemudian ia bertanya apa keadaan pasien baik-baik saja? Ri Ta mengangguk dan menjawab "Untung saja tidak terlalu parah, jadi kami masih bisa mengatasinya".
Kemudian Ri Ta bertanya pada kedua rekan yang ada disampingnya, "Siapa yang memeriksa pnggunaan obat pasien?"
Mereka berdua menjawab "Itu.. Min Ga Yeon"

Setelah itu datanglah Min Ga Yeon yang langsung dilirik dengan tatapan tajam Ri Ta. Ga Yeon hanya bisa menundukkan kepala. Ri Ta memarahi Ga Yeon. Seharusnya ia menanyakan obat yang dikonsumsi pasien dan menanyakan jenis obatnya jika ia lupa. Ri Ta menanyakan apakah Ga Yeon melakukan itu? Ga Yeon  hanya menganggukkan kusnya epala, kemudian meminta maaf pada Ri Ta. Dengan ketus Ri Ta berkata kalau seharusnya Ga Yeon bukan meminta maaf padanya melainkan Pasiaen. "Jika ini terjadi lagi, maka kau akan meneteskan air mata darah" Ujar Ri Ta dengan ketus lalu meninggalkan Ga Yeon. Setelah Ri Ta pergi, Ga Yeo meneteskan air mata.




Ri Ta mengeluh saat akan berjalan ke parkiran mobil. Dia mengatai Ga Yeon dan mengatakan kalau Ga Yeon memang datang ke RS ini dengan kemampuan yang minim saat interview. Lalu Ri Ta melihat Ji Sang keluar dari sebuah tempat sambil berjalan lemas. "Ada apa dengannya?" tanya Ri Ta sambil melihat Ji Sang yang berjalan lemas dari kejauhan.





Ji Sang berjalan dan kemudian pingsan. Meski dengan tidak sigap, Ri Ta menghampiri Ji Sang yang sedang pingsan. "Manajer Park! Manajer Park!" Panggilnya. Ri Ta memeriksa nadi leher Ji Sang. Ri Ta terkejut saat ia memegang leher Ji Sang ternyata tubuhnya dingin. Ia pun mendengarkan denyut jantung Ji Sang melalui dada Ji Sang. Ia membelalakkan matanya, Kemudian ia menggoyang-goyang kan tubuh Ji Sag sambil meminta bantuan.






Kemudian Ji Sang berada di RS bersama Ri Ta dan juga seorang pria berjas hitam. Ri Ta berterima Kasih karena pria itu menolongnya. Pria itu hanya mengangguk dan tersenyum. Saat akan meninggalkan Ji Sang dan Ri Ta, ia meelirik Ji Sang dengan sangat aneh.

Ga Yeon dan Satu Suster segera menghampiri Ri Ta. " Bukankah itu Manajer Park?" Tanya Ga Yeon dengan khawatir. "Aku akan mengurusnya, jadi kalian berdua bisa kembali bekerja" Ujar Ri Ta. "Ya Dokter" Jawab Suster yang langsung meninggalkan Ri Ta. Ga Yeon tetap berdiri di tempat itu. "Kau juga bisa pergi" Ujar Ri Ta pada Ga Yeon. "Tapi, tetap saja..." Ujar Ga Yeon yang belum selesai kemudian dilirik oleh Ri Ta. Kemudian Ga Yeon baru lah pergi. Ri Ta memeriksa keadaan Ji Sang. Yang menurutnya sangat tidak normal dan aneh. Denyut jantungnya lebih cepat dibandingan manusia normal. "Ada apa dengan dia?" Ri Ta bertanya-tanya. Saat akan memberi suntikan pada Ji Sang, Ji Sang malah mengigau Ibunya. "Ibu.. Ibu.. Kau masih bisa hidup, kau tetap harus hidup"
Setelah mengigau Ji Sang selesai, Ri Ta memulai akan menyuntiknya.
Kemudian Jisang terbangun dan menggenggam tangan Ri Ta. Justru malah memelintir tangan Ri Ta. Sehingga Ri Ta kesakitan.
JS: "Apa yang sudah kau lakukan padaku?"
RT: "Apa maksudmu, huh?"
JS: "Apa yang kau lakukan padaku disini?!"
RT: "Tanda-tanda vital, pemeriksaan saturasi dan tadinya mau memeriksa darahmu"
JS: "Siapa yang mengatakan kau bisa melakukannya?'
RT: "Jadi apa aku harus berdoa pada Tuhan untukmu? Inikah yang kudapatkan saat menyelamatkan seseorang yang menderita Kolaps"
JS: "Aku tidak memintanya"
Ji SAng langsung beranjak pergi.Sedangkan Ri Ta terkejut "Bagaimana kau bisa meninggalkan begitu saja?"





Ji Sang pergi keluar dar ruang perawatan. Didepan sana, Ga Yeon seperti sedang menunggu kabar dari keadaan Ji Sang. Dari sana raut wajahnya terlihat khawatir. Ia terkejut, tiba-tiba Ji sang keluar dari ruang perawatan, Ga Yeon seperti hendak berkata sesuatu, tapi Ji Sang berjalan cepat sehingga GaYeon menurungkan niatnya. Kemudian disusul oleh Ri Ta dibelakangnya yang sedang mengejar Ji Sang.


Akhirnya Ri Ta dapat mengejar Ji Sang. Ia mengikuti jalan Ji Sang dan ingin menanyakan sesuatu. "Kalau begitu berikan aku alasan apa yang terjadi saat itu?" Tanya Ri Ta. "Bukan masalah besar, jadi pergilah" Jawab Ji Sang mengabaikan tatapan Ri Ta padanya.
RT: "Apa maksudmu bukan masalah besar? Sebagai seorang dokter, kau seharusnya memahami lebih baik tubuhmu sendiri kan?"
JS: "Kubilang, tinggalkan aku sendiri!"
RT: "Firasatku tidak salah kan? Ada yang kau sembunyikan"
JS: "Lalu kenapa? Apa kau kan meminta pemeriksaan kesehatan lagi?"
RT: "Apa bagusnya mengajukan hal itu? Aku akan hanya ditolak dan akan membuatku terlihat menyedihkan"
JS: "Akhirnya kau belajar dari masa lalu"
RT: " Jika kau memberikan kebenarannya, aku berjanji akan menyimpan rahasiamu. Bukan sebagai sesama dokter.."
JS: "Tapi sebagai dokter dengan pasien?"
RT: "Aku melakukannya dengan niat baik, jadi seharusnya kau tidak harus bersikap begini"
JS: "Itu masalahmu"
Ji Sang pun meninggalkan Ri Ta pergi. Ri Ta berdecak kesal.



"Apa yang anda rencanakan untuk Park Ji Sang?" Tanya Asisten Jae Wook. "Park Ji Sang melupakan siapa dirinya yang sesungguhnya. Dia meniru manusia sekarang. Jadi aku akan menunjukkan kebebasan dari asal dirinya. Dan aku menunjukkan kemana dia harus pergi untuk menemukan lebih jauh mengenai dirinya. Aku akan menyadarkan dia tentang fakta akan keunggulan dirinya" Ujar Jae Wook. "Apakah anda berencana untuk menjadikan Park Ji Sang sebagai bawahan anda? Bagaimanapun dia terlalu berbahaya. Jika dia menemukan sebab kematian orang tuanya..." Ujar Asisten Jae Wook yang kemudian dilanjut oleh Jae Wook. "Park Ji Sang akan menembakkan panah tanpa tahu siapa targetnya. Dia tidak mengetahui apapun. Jadi, jika ada seseorang yang menunjukkan dia target yang tepat. Dia akan mempercayai bahwa mereka akan berada di pihak yang sama" Jelas Jae Wook. "Target itu, apakah anda akan menggunakan orang-orang kita?" Tanya Asisten Jae Wook. "Itu benar. Itu bukan hal yang terpenting sekarang. Berapa jauh Park Ji Sang menjalani kehidupan layaknya manusia? Aku membutuhkan informasi lebih jauh." Jawab Jae Wook. "Orang tua Park Ji Sang adalah makhluk berdarah dingin. Tapi mereka malah memilih hidup layaknya manusia. Dan itulah sebabnya hidup mereka menjadi tragedi. alu akan menjadi seperti apakah Park Ji Sang?" Lanjut Jae Wook sambil memegang sebuah foto yand didalamnya ada Park Hyun Seo, Han Sun Young, Lee Jae Wook, dan satu orang lagi yang mengenakan jas dokter (maaf belum tahu namanya). "Layaknya makhluk berdarah dingin, akankah dia arogan dalam menuruti amarahnya dan mencapai tujuannya? Atau layaknya orang tuanya,akankah dia menunjukkan sikap hangat yang berbahaya?" Jelas Jae Wook.




LUUVY melakukan pemeriksaan pada tubuh Ji Sang. Lalu LUUVY menyuruh Ji Sang untuk menurunkan suhu tubuhnya. "Apa-apaan ini? Kau bukan seekor singa yang akan melarikan diri dari kebun binatang" Ujar Hyun Woo sambil memegang sebuah suntikan. Lalu Ji Sang menyuruh Hyun Woo untuk diam, karena membuat ia sakit kepala. Kemudian LUUVY menyetelkan lagu India "Ini untuk ketenangan pikiran" Ujar LUUVY. "Lupakan itu" Ujar Ji Sang dengan kesal. Lalu LUUVY mengganti lagunya dengan lagu klasik Korea. "Kubilang lupakan!" Sentak Ji Sang. "Kenapa kau marah?" Tanya LUUVY. "Benar-benar.." Ji Sang akan menyerang LUUVY. LUUVY bergerak mundur kebelakng, sedangkan Hyun Woo menahan Ji Sang. "Serangan terdeteksi. Serangan terdeteksi" Ujar LUUVY. Ji Sang mulai menenangkan dirinya. "Untuk sekarang, analisa saja senyawa yang ada dalam suntikan itu" Ujar Ji Sang. Hyun Woo memgang suntikan itu. "Apa kau pikir itu mungkin?" Tanya Hyun Woo. "Kita bicarakan saja besok" Jawab Ji Sang. "Oke, kalau begitu istirahatlah. Ayo pergi LUUVY" Ujar Hyun Woo dan akhirnya mereka keluar membiarkan Ji Sang istirahat.



Ri Ta sedang mencari tahu tentang yang terjadi dengan Park Ji Sang. Ia pun membuka internet dan searching tentang 'Abnormal hypothermia'

Keesokan harinya, Ji Sang berkata kalau orang yang waktu itu ada didepan rumahnya adalah orang yang menyerangnya malam itu. Karena orang itu memang terinfeksi virus. Ji Sang menebak dari segi suhu tubuh, bau, bahkan frekuensinya yang tinggi. Hyun Woo mengatakan bahwa metode yang mereka gunakan adalah metode lama yaitu masih menggunakan suntikan. Yang digunakan untuk membunuh Ibu Ji Sang. "Tapi mereka bukan orang yang sama. Mereka tampak benar-benar berbeda" Ujar Ji Sang. "Mereka mungkin mempunyai anggota baru. Dari semuanya itu merupakan virus yang mudah ditularkan" Tambah Hyun Woo. "Jadi apa kau pikir ada kemungkinan besar mereka adalah orang-orang yang membunuh ibuku?" Tanya Ji Sang. "Ya, begitulah dugaanku" Jawab Hyun Woo, "Kalau begitu, dugaan tentang mereka mengiringiku pulang ke Korea adalah benar" Tebak Ji Sang. Hyun Woo hanya mengangguk. "Mereka mencoba melakukan hal yang mereka lakukan pada Ibuku terhadap diriku sekarang." Lanjut Ji Sang. "Jika mereka tahu kau masih hidup, mereka akan mendatangimu" Ujar Hyun Woo. "Aku akan bersyukur jika mereka melakukannya. Aku sudah mencari mereka lebih dari 20 tahun. Dan mereka datang kepadaku atas keinginan mereka sendiri" Tanggap Ji Sang. "Oh ya, bagaimana analisa senyawanya?" Tanya Ji Sang. "Apa kau pikir ini semudah menganalisa kotoran manusia? Ini akan memakan banyak waktu" Jawab Hyun Woo. "Cepatlah, kau bisa kan? Berhenti mengerjakan sesuatu yang tidak berguna" Ujar Ji Sang lalu menoleh kearah LUUVY. Kemudian LUUVY mengatakan "Aku mencintaimu" (hahaha LUUVY lucu). Ji Sang tampak kesal sementara Hyun Woo tertawa tapi terkesan seperti menahan tawanya.



"Oh ya Ji Sang, Aku mungkin tidak seharusnya.." Belum selesai bertanya, Hyun Woo di-Stop oleh Ji Sang. "Kalau begitu jangan" Potong Ji Sang. "Tapi aku akan melakukannya. Kau tahu Dokter Yoo Ri Ta yang datang kemarin waktu itu kan? Aku mengatakannya sekarang, tapi wow..Dia bukan lelucon, dia benar-benar sempurna. Kau tau? Wajah dan tubuhnya... wow!" Ujar Hyun Woo. "Hey, apa kau punya masalah penglihatan atau sejenisnya?Dia terlihat cantik bagimu?" Tanya Ji Sang. Hyun Woo mengangguk sambil tersenyum gembira. Kemudian dari layar LUUVY yang ada diperutnya (berasa LUUVY itu teletubis haha) Hyun Woo menunjukkan tubuh Yoo Ri Ta yang sempurna sambil tertawa bangga. "Lihat. Lihat betapa bagusnya itu" Ujar Hyun Woo. Ji Sang langsung melemparnya dengan sayuran. Lalu LUUVY menyahut "Tuan, itu sayuran bukan mainan".  Ji Sang justru melempar sayur itu pada LUUVY dan tepat mengenai kepala LUUVY. "Serangan terdeteksi, serangan terdeteksi" Ujar LUUVY yang bergerak mundur. Lalu Hyun Woo memberikan pada Ji Sang kedua botol sepertinya itu pengganti obat Ji Sang yang dicuri itu.



Presdir menemui Jae Wook di ruangannya. Presdir mengatakan kalau bangsal 21A penuh. Jae Wook mengiyakan ucapan Presdir dan menambahkan kalu 90% dari bangsal itu penuh. Ini mengenai perawatan medis yang akan di gratiskan di bangsal 21A. Presdir berkata, jika dirinya mengalami kerisauan, maka dia akan mengambil tindakan yang ekstrim. Jae Wook makin meyakinkan Presdir untuk mempercayakan isi semua padanya.

Ji Sang pergi ke ruang CCTV. Petugas memberitahunya kalau kamera bangsal 21A belum berfungsi. Petugas berkata kalau bangsal 21A akan berfungsi setelah semuanya telah resmi dibuka. Ji Sang menebak kalau kamera tidak berfungsi karena adanya pembangunan di bangsal 22. Petugas mengiyakan tebakan Ji Sang. Petugas bertanya, apa ada masalah yang serius? Petugas menyuruh Ji Sang terus saja datang kemari. Ji Sang menjawab kalau ia memiliki phobia terhadap CCTV. Ji Sang berkata kalau ia ingin memastikan ada berapa pasang mata yang menuju pada dirinya sepanjang waktu. Ji Sang pun berlalu pergi.



Yoo Ri Ta sedang curhat tentang Ji Sang pada temannya. Temannya justru mengatakan jika tubuh di bawah 35 derajat celcius, maka tubuh tidak bisa bermetabolasi. Sedangkan Ri Ta mengatakan bahwa tubuh Ji Sang memiliki temperature 27 derajat celcius. Itu mustahil! ujar temannya kemudian. Itu MAYAT! serunya. Teman Ri Ta mengatakan apakah Ri Ta mau menceritakan masa kecilnya lagi? Malah mengatai Ri Ta sedang mabuk saat berkata seperti itu kemudian saat dia sudah sadar masih mebicarakan hal yang tak benar adanya. Lalu Ri Ta memperjelas kalau sebenarnya ia tak menyinggung cerita itu sekarang. Tapi Ri Ta malah flashback cerita itu. Dia bilang kalau dulu ia pikir itu bisa saja kejadian gejala klinis yang mungkin saja ada didalam dunia medis sekarang. Temannya bertanya, apa ada pasien yang memiliki gejala itu? Ri Ta tersenyum sambil mengatakan tidak ada pasien yang seperti itu, tapi Ri Ta ngeyel kalau itu bisa saja terjadi karena itu ada dalam imajinasi medisnya. Temannya menghela nafas, lalu mengatakn apa sekarang pengetahuanmu untuk membuat ilusimu menjadi nyata? Ri Ta yang juga kesal agak pasrah karena apa yang dimaksud dirinya tidak sama dengan apa yang dipikir temannya itu.



Di jalan RS, kebetulan Ri Ta melihat Ji Sang ia pun berjalan mendekati Ji Sang. Ji Sang langsung mengetahui kalau Ri Ta akan menghampirinya. Jadi dia berhenti sambil menghela nafas. Ri Ta langsung menghentikan langkahnya dan pura-pura mengangkat telefon. Ji sang menghampiri Ri Ta yang sedang berbohong itu. Ri Ta pura-pura membicarakan tentang resep dan segalanya tentang medis. Tiba-tiba ada telefon beneran. "Angkat telefon itu" Ujar Ji Sang kemudian berlalu pergi.




Petugas CCTV yang waktu itu, memberikan informasi bahwa Ji Sang pernah di rawat di RS ini sebelumnya. Kemudian Jae Wook menanyakan apakah ada data medisnya? Petugas CCTV itu menjawab tidak ada.

Ri Ta menanyakan pada suster apakah alat itu rusak? (Pengukur denyut jantung) Suster mengatakan kalau alat ini berfungsi dengan baik, dan malah menanyakan apa alat ini tidak berfungsi kemarin? Ri Ta mulai kebingu
ngan. Ia pun pergi meninggalkan suster itu.


Saat berjalan, Ri Ta melihat kelakuan aneh para juniornya. Pria yang tubuhnya lebih pendek (maaf belum diketahui namanya) mengajarkan sesuatu pada teman yang berkacamata. Entahlah apa yang mereka lakukan, pokoknya menengadahin tangan gitu (bisa dilihat di gambar). Lalu Ri Ta menghampiri mereka. Ri Ta menyindir mereka dengan kata " Wow, pekerjaan yang kalian lakukan luar biasa." Pria yang pendek langsung menghentikan gerakan tangannya tadi dan malah mensejajarkan tubuhnya denga Pria berkacamata. Ri Ta menyuruh mereka kembali ke pos mereka. Mereka pun akhirnya pergi.

Ri Ta memasuki ruangan Ji Sang. Disana, Ji Sang sedang tertidur. Ia ingin mengecak dan mencari tahu tentang Ji Sang serta apa yang sedang disembunyikannya. Ri Ta makin mendekat dan mendekat. Ia akan menyentuh denyut nadi Ji Sang yang ada di leher Ji Sang. Saat akan menyentuh leher Ji Sang, tiba-tiba Ji Sang terbangun. Ri Ta kebingungan, dengan cepat ia menemukan alasannya (lihat gambar) Ia menanyakan apa Ji Sang bisa tangannya seperti ini, dengan wajah sinis, Ji Sang menunjukkan kalau Ji Sang memang bisa. (Readers, siapa yang bisa tangannya kaya gitu hayo? :D) Ri Ta pun tersenyum gak jelas dan ternyata ujian Ri Ta buat Ji Sang bisa dilakukan oleh Ji Sang. Maka dari itu dia beranjak pergi.
Setelah keluar dari ruangan Ji Sang, Ri Ta masih dalam posisi tangannya yang seperti itu. Ia berpikir, Apa-apaan ini? (hahah) Tiba-tiba Ji Sang muncul dari depan Ri Ta.
"Wow, sekarang kau bisa berteleportasi juga?" Tanya Ri Ta.
Ji Sang semakin mendekat pada Ri Ta. Ri Ta menyuruh Ji Sang mengatakan sesuatu. Tapi Ji Sang terus mendekati Ri Ta. Ji Sang memepetkan Ri Ta di tembok sambil tangan kanan Ji Sang menempel di tembok, sperti meblokir jalan Ri Ta untuk keluar.
JS: "Kenapa kau selalu menggangguku?"
RT: "Apa?"
JS: "Jika kau merasa terganggu, maka jangan sampai tertangkap. Kau terus saja mengikuti jalanku"
RT: "Kau tidak adil. Apa aku melakukan kesalahan? Aku hanya ingin memeriksamu karena.. kau sangat lemah kemarin. Apa itu masalah?"
JS: "Sejak kapan kau punya rasa tanggung jawab?"
RT: "Maaf, apa kau alergi sekedar untuk mengucapkan terima kasih?"
JS: "Terima kasih. Untuk tidak membiarkanku tidur di jalanan."
RT: "Jika kau mengucapkan terima kasih, cobalah mengatakannya dengan kesungguhan"
JS: "Mulai dari sekarang, jangan melewati jarak 30cm jika berada di dekatku. Paham?"
RT: "Apa kau pikir itu karena aku menyukaimu atau semacamnya?"
JS: "Ya"
RT: "Apa?"
Ji Sang pergi meninggalkan Ri Ta, dan tentu saja Ri Ta masih kesal karena Ji Sang terlalu PD kalau mengatakan bahwa Ri Ta menyukai Ji Sang.


Seo Hye Ri datang sambil membawa dua asistennya datang ke pencatatan perawat. Seo Hye Ri meminta agar semua data dari bangsal 21A harus dikumpulkan padanya. Seo Hye Ri juga meminta mereka membagi password dengan dia dan kedua asistennya. Semua yang ada disana agak terkejut dengan permintaan Seo Hye Ri ini yang berasal dari Badan Pengembangan obat-obatan. Dari kejauhan, Wakil Direktur mengawasi Seo Hye Ri dkk.


Wakil Direktur memanggil Dokter Jung keruangannya. Ia meminta tolong kepada Dokter Jung agar membantunya mengawasi apa yang dilakukan Departemen Pengembangan obat-obatan secara khusus. Karena Tim tersebut mendapat penelitian utama berupa darah dan serum darah. Dokter Jung langsung memahami tujuan Wakil Direktur yang menyuruhnya untuk memata-matai mereka. Tapi Dokter Jung tidak tertarik akan hal itu.
Karena Dokter Jung merasa bhwa ia tidak dihargai, sebab Wakil Direktur sendiri yang membawa Tim itu ke RS ini tanpa persetujuan dari dokter-dokter lainnya. Jadi Dokter Jung memutuskan tidak peduli akan hal itu dan apapun yang mereka hasilkan nantinya. Lalu Wakil Direktur memberikan tawaran pada Dokter Jung. Apabila nanti Dokter Jung membuat proposal, maka Wakil Direktur akan mendukung penuh ajuan proposal tersebut. Tapi Dokter JUng tidak ingin mempertimbangkan itu kembali. Ia pun pergi keluar ruangan Wakil Direktur.



Saat melewati ruangan kerja Departemen Pengembangan obat-obatan, Dokter Jung tampak melirik Seo Hye Ri. Ia menganggukkan kepalanya pada Seo Hye Ri. Lalu meninggalkannya.

Jae Wook menggelar forum para dokter di sebuah ruangan. Dia menyatakan bahwa mulai besok RS akan kedatangan pasien dari bangsal 21A dan meminta semua dokter bedah dari dua tim: tim Ji Sang dan tim Manajer Woo untuk menangani semua orang dengan sepenuh hati. Ri Ta melihat semua orang terdiam, padahal sebelumnya waktu diumumkan pembentukan klinik gratis orang-orang yang ada di hadapannya yang bertepuk tangan paling keras. Ji Sang dan Jae Wook tersenyum. “Aku yakin semua orang bersorak dengan hati mereka,” imbuh Jae Wook. 
Ditemani oleh Ri Ta, Suster Sylvia mendoakan seorang pasien yang sebelumnya telah ditolak Ji Sang untuk tinggal di sana, karena dia tidak bisa melakukan apapun terhadap si pasien. Ji Sang datang dan meminta Suster Sylvia tidak berkeliling terus menerus. Suster Sylvia menjawab bahwa dirinya tidak bisa menolak orang-orang yang meminta doa padanya meskipun ia sudah tua dan lemah.


Ji Sang mengambil catatan pasien. Ketika ia melihat tulisan Pasien meminta obat pereda secara terus menerus, Ji Sang menegur wali pasien.  Karena, penambahan dosis obat terus-menerus bisa membuat pasien toleran terhadap obat. Wali pasien menjawab kalau dirinya tak bisa melihat suaminya kesakitan. Dengan sarkas Ji Sang bertanya apa wali pasien seorang psikiater? Ri Ta coba menengahi, tapi Ji Sang minta Ri Ti tidak ikut campur. Dengan tegas, Ji Sang mengingatkan jika kondisinya seperti ini lebih baik tinggalkan rumah sakit. Wali pasien mau protes, tapi pasien meminta maaf dan akan mengingatnya. Ji Sang pun keluar dari ruang perawatan tersebut. Disusul oleh Ri Ta.

Ri Ta mengikuti Ji Sang. Disana Ri Ta mulai menasehati Ji Sang. Ri Ta merasa kalau tabiat paling buruk dirumah sakit ini adalah dia. Tapi, Manajer Park lebih buruk. Ji Sang mengelak, ia berkata bagaimana bisa disebut kasar jika seorang dokter mengikuti prosedur RS?
Ri Ta menjawab kalu prosedur RS bukanlah masalahnya. Masalahnya adalah bagaimana cara Ji sang menerapkannya. Ji Sang berkata kalau ia tidak melihat masalah saat memperingatkan mereka dengan caranya. Ri Ta menimbali, masalahmu ada disini (Ri Ta menunjuk hati Ji Sang) yang terbuat dari es, Sangat dingin.

 "Dokter!" Panggil seorang anak kecil yang merupakan anak dari pasien yang tadi. Ia berlari kearah Ji Sang dan Ri Ta. "Tolong rawat ayahku dengan baik" Ujarnya sambil membungkukkan badan pada Ji Sang. "Tolong bantu Ayahku hidup lebih lama. Kumohon" Pinta anak kecil itu. "Tentu saja dia akanmelakukannya untukmu, pasti." Ujar Ri Ta sambil memegang pundak anak kecil itu. Ji Sang hanya melirik tingkah Ri Ta. "Aku akan melakukan yang terbaik sampai akhir" Akhirnya jawaban itu keluar dari mulut Ji sang juga. "Tapi, aku tidak bisa berjanji bahwa ayahmu akan hidup lebih lama. Janji hanya bisa dibuat apabila kau memenuhinya." Tambah Ji Sang yang langsung membuat raut wajah anak itu menjadi sedih. Ri Ta hanya menggelengkan kepala dan keheranan melihat pola pikir Ji Sang yang secara langsung memberitahukan bahwa Ayahnya tak bisa hidup lebih lama lagi (disini anak itu merasa sedih, hahaha) lalu Ji Sang meninggalkan mereka berdua. Anak itu menangis, Ri Ta berusaha menenangkannya. "Begitulah cara bicaranya, jangan cemas" Ujar Ri Ta menenangkan anak kecil itu. Ri Ta pun memeluk anak itu, karena tangisnya makin tak bisa dibendung lagi.




To Be Continued... Episode 4 bagian 2

Komentar :
Sebelum berkomentar aku mau bilang kalau ini pertama kali aku nulis sinopsis^6^ Jadi tolong di hargai ya. Maaf apabila ada kata yang kurang jelas, atau banyak typo bertebaran. Jika ada yang tidak jelas, bisa beri komen disini~
Komen aku tentang Episode 4 part 1 ini adalah, apa rencana Jae Wook kira-kira untuk Ji Sang? Apa ia akan jadi mengirimkan orang untuk pura-pura berada di pihak yang sama dengan Ji Sang? Apa rencana Hye Ri dkk serta Dokter Jung? Apa mereka merencanakan sesuatu yang jahat? enthlah. Kita ikuti aja terus Cerita dari Blood ini. Tinggalkan jejak yow^^ jangan jadi silent reader please :D